Tapi anehnya aku mengalami banyak "culture shock" malahan ketika aku pindah ke China, negara Asia dengan populasi terbesar di dunia, dan sekarang sangat maju karena ekonominya yang berkembang dengan pesat. China sangat memiliki kebudayaan yang sangat kental, dan orang-orang China disini sangat mencintai dan bangga akan kebudayaan mereka. Beberapa hal yang aku liat berbeda dari kebanyakan negara, kubagi menjadi 2 bagian, pertama dari segi "Physically" dan "Mentally".
1.
1. Kotanya masih kental dengan kebudayaan Kaisar jaman dulu, rumah-rumahnya masih banyak yang berbentuk rumah China jaman dulu, dan itu tidak dihancurkan oleh pemerintah China, terutama kalau kalian ke daerah yang namanya "Hutong", disana masih banyak rumah2 China jaman dulu dengan model2 kaisar jaman itu yang masih ditinggali oleh penduduk 4-5 generasi. Rumah ini sengaja tidak dihancurkan oleh pemerintah malahan menjadi salah satu daya tarik para turis untuk melihatnya.
Berbeda dengan Indonesia, yang kotanya seperti kota metropolitan seperti negara Singapura yang semua bentuknya adalah seperti building kebanyakan.
Bukan berarti Beijing bukan negara maju, malah kalau dilihat dari sistem transportasi, dan tata kota malah bisa dibilang lebih modern dari Indonesia, dengan tata kota yang banyak sekali taman-taman besar yang saya bilang di blog saya sebelumnya, sistem transportasi yang sangat maju dan teratur seperti bus yang SELALU berhenti di bus stopnya, adanya Subway di seluruh kota Beijing, dsbgnya. Tapi mereka sangat memegang kebudayaan dari berbagai bangunan yang tidak pernah mereka mau hancurkan.
2. Mereka tidak mencampur bahasa mereka (mandarin) dengan bahasa Inggris.
Mereka bangga sekali dengan bahasa mereka, sehingga hampir seluruh penduduknya tidak biasa berbahasa inggris, (baca: tidak biasa, bukan tidak bisa), malah kalau kita berbicara bahasa Inggris di tengah keramaian, mereka akan melihat kita dengan "mata sinis" atau "aneh", bisa jadi karena mereka adalah negara yang dulunya tertutup dari negara lain, sehingga membuat mereka tidak terbiasa dengan adanya "pengaruh luar".
Sedangkan di Indonesia, kita bangsa Indonesia sangat bangga kalau anak kita berbicara bahasa Inggris melebihi dari bahasa Indonesia, malah banyak sekali anak-anak Indonesia jaman sekarang yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan lancar, dan lebih lancar berbahasa Inggris. Apakah ini merupakan kebanggaan atau malah memalukan tidak bisa berbahasa "bahasa negara" kita sendiri.
3. Bangga dengan musik dan film mereka. Disini pemerintah sangat me-limited hal-hal negara lain dalam mempengaruhi kebudayaan mereka. Dan mengakibatkan penduduknya sangat mencintai musik mereka, jarang sekali aku ke mall atau ke tempat-tempat kafe besar yang lagu-lagunya diisi musik America, model Taylor Swift, atau Ariana Grande, atau Adelle. Mereka selalu membawakan musik-musik China yang tradisional dan juga modern. Kadang ini membuat aku "kesal" karena jujur aku terbiasa mendengar musik negara Western, tapi susah sekali untuk terdengar ketika "jalan-jalan". Bahkan dari cara singer mereka bernyanyi, tidak mengikuti gaya kehebatan penyanyi sekelas "Christina Aguilera atau Jessie J", bagi mereka itu bukan "standard kehebatan" dari seorang penyanyi seperti yang banyak kita temui.
Dari segi "mentally" negara China. Ini kebudayaan yang banyak membuat aku shock. Aku tinggal 8 tahun di America, dan hanya 3 tahun di China, di negara inilah yang banyak membuat aku kadang tidak percaya.
1. Orang China sangat amat Cinta dan menghargai orang tua mereka.
Kalau kamu sbg orang Indonesia menganggap kamu sayang orang tua kamu, disini tidak ada apa-apanya. Pernahkah kamu melihat sebuah iklan di Indonesia akan pentingnya mencintai orang tua?
Di China BANYAK DAN SERING SEKALI iklan diputar di Televisi-televisi nasional hanya untuk "mengingatkan" apakah kamu sudah menelepon orang tuamu hari ini? dan kalau di channel khusus kartun anak-anak, selalu iklannya mengingatkan jangan lupa membantu ibumu menyapu, atau mengepel rumah. dan selalu ada iklan betapa orang tuamu membanting tulang, bekerja keras membesarkan anak-anaknya, jangan lupa mencintai orangtuamu. Dan jangan berpikir hanya sekali dalam seminggu iklannya, ini bisa setiap hari dan beberapa kali dalam sehari di Televisi nasional terkenal.
Dan buktinyapun sangat terlihat, seringkali aku melihat sebuah keluarga selalu membawa kakek nenek mereka jalan-jalan, atau mendorong kursi roda mereka, membantu orang tua mereka.
2. Di China, anak sekecil anak saya dari mulai SD diajarkan untuk membantu orang tua. Ini ada sangkut pautnya dari yang pertama, setiap beberapa bulan sekolah anakku diberikan PR video, yah dalam bentuk video memperlihatkan kamu melakukan tugas rumah (menyapu, mencuci piring, membantu orang tua).
Jangan heran, kalau PR summer holiday di China, bukan hanya PR sekolah biasa, selalu ada tambahan mengerjakan pekerjaan rumah, seperti belajar masak satu makanan, dsbgnya. Oh iya raport di China itu isinya berlembar-lembar, tidak hanya menampilkan isi nilai dari pelajaran anak, tetapi juga laporan orang tua "apakah anak sudah membantu dalam pekerjaan rumah" yang harus orang tua isi, dan "apakah anak sudah melakukan pekerjaan mereka sendiri" seperti membersihkan tempat tidur mereka dan apa yang menjadi acuan anak untuk menjadi lebih baik, dan itu berlembar-lembar isinya dan juga sangat detail, jadi misalnya lembar pertama adalah nilai pelajaran, lembar kedua dan berikutnya merupakan isi dari apakah mereka membantu orang tua, dan selanjutnya adalah menurut kamu apa yang harus diperbarui dari diri kamu sendiri untuk menjadi diri yang lebih baik (dan bagian ini harus diisi oleh anak sendiri).
3. Anak China dididik untuk sangat mandiri. Di China, taboo rasanya kalau anak kelas 2-3 SD tidak membantu orang tua, taboo kalau tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Jadi jangan heran, kalau di Facebook suka ada link tentang anak China yang membantu ibunya yg lumpuh, atau mengurus keluarganya, karena disini adalah hal yang biasa. Setiap hari secara bergilir, satu kelas diharuskan membersihkan kelas mereka masing-masing, jangan mengira membersihkan kelas hanya menghapus papan tulis, no, mereka menyapu dan mengepel lantai mereka, meja, membuang sampah, dan sbgnya. Amazing bukan? for me yes.
Anak sekecil itu diharuskan di rumah membantu orang tua, kalau tidak, malu sama temen-temen kata anakku. aku bilang "How do you know?" , dia bilang "from the homework video yg diputar di kelas", yah guru memperlihatkan di kelas bagaimana membantu orang tua. kata anakku, semuanya lebih dari dia dalam membantu orang tua, bukan hanya membersihkan meja saja, melainkan mencuci baju dsbgnya.
Suamiku marah kalau anak2 kita dibiasakan dimanjakan seperti layaknya anak2 Indonesia, you admit or not, im Indonesian, i know how Indonesian people treat their Children. Yeah, i'm married with real Chinese, dari sejak dia umur 7 tahun, adalah hal yang biasa memanaskan makanan untuk dinner sekeluarga, mengambilkan minuman untuk ayahnya setelah pulang kerja, dan lain-lain. Dan itu diajarkan oleh kedua orang tuanya semenjak dia kecil, terutama anak yang paling besar biasanya lebih banyak lagi pekerjaannya, misalnya masak sejak SMP. Oleh sebab itu, suamiku tidak suka melihat aku yang apa-apa selalu membiasakan bilang "sini mama saja" .
Dengan begitu, semenjak kecil anak diajarkan atau dididik untuk menghargai orang tuanya, bukan saja sayang, tapi juga "melayani" orang tua.
4. Kebanyakan anak-anak kecil selalu diurus oleh nenek mereka, karena kedua orang tua selalu dan biasanya bekerja, karena istri tidak hanya menunggu dikasih nafkah oleh suami, karena mereka tidak mengenal yang namanya "nafkah", nah point yang satu ini agak mirip dengan kebudayaan di Amerika, atau negara barat lainnya, menurut mereka rumah tangga adalah tanggung jawab bersama, dimana istri memiliki peranan yang sama penting dengan suami. Mertuaku pun seperti itu, ibu dan ayahnya selalu bekerja selama mereka belum pensiun, dan keuangan mereka adalah milik bersama dan segala kebutuhan dan pengeluaran menjadi tanggung jawab bersama. Ketika aku menjemput atau mengantar anak sekolah, jarang aku jumpai ibu ibu menjemput anak sekolah, sebagian besar adalah nenek mereka.
Ingat kan blog aku sebelumnya yg bercerita tentang dimana para lansia disini sangatlah aktif dan selalu exist diluaran. Kalau di Indonesia, neneknya yang jemput sekolah, orang akan berkata "kemana tanggung jawab sang ibu", "kasian yah udah tua disuruh anter jemput anak", tapi kalo di China menjadi hal yang biasa istri bekerja (dianggap bertanggung jawab) bukan malah menjadi cemoohan tetangga, dan adalah hal yang disukai oleh para lanjut usia untuk mengurus cucu mereka, karena pada dasarnya mereka sangat aktif.
Sebenernya masih banyak lagi kebudayaan lain yang tidak bisa aku jabarkan satu-satu, dan juga masih ada kebiasaan-kebiasaan bangsa ini yang berbeda dari bangsa kita, mungkin aku jabarkan di lain kesempatan.
Yang pastinya setiap bangsa tentunya memiliki kebudayaan, dan kebiasaan yang berbeda, biarlah dimanapun kita tinggal, kita bisa mengambil hal yang baik, dan membuang hal yang buruk dan tetap menjaga akar kita sebagai orang Indonesia.